Monday, January 31, 2022

#RUANGOPINI

Perkumpulan 9 Ketua Rayon dengan Waka II Komunis = Seremonial Basa - basi

Oleh: Sahabat Fauzi*

Selamat pagi korban ghosting, selamat pagi orang orang yang selalu tertipu dengan kalimat kalimat indah namun tak pernah punya makna. Hal ini sama dengan perkumpulan yang diadakan oleh Wakil Ketua II PMII Komisariat Unisma dengan 9 ketua rayon, pembahasan basa basi kata gagap dan gugup perihal segala bidang, kembali pada garis perjuangan, gerakan yang mengalami degradasi. Semua itu hanyalah kalimat yang terucap tanpa pernah tau bagaimana jawabannya dan seperti apa tindakannya, atau bahkan pertemuan pertemuan yang ada hanya akan menghasilkan lingkaran bulat tanpa titik temu dan solusi yang seringkali dialibikan "ya ini diskusi, tidak boleh ada titik temu supaya kita terus berfikir, kalau ada titik temunya mati nanti diskusinya" kesesatan perspektif, ketidaktepatan pola pikir yang harus segara kita cabut sampai ke akar - akarnya.


Pertanyaan saya hari ini, apakah kabar pertemuan itu untuk melancarkan jawaban atas pertanyaan pada masa Rapat Tahunan Komisariat Bersama Ketua Rayon (RTKBKR) nanti, eh maksudnya Rapat Tahunan Komisariat (RTK) nanti?, sebagai bukti bahwa kita telah bekerja, bahwa kita telah mengabdi dan semua tentang komisariat telah berusaha? atau waka II ini butuh pengakuan bahwa mereka selalu bergerak dan hadir meskipun faktanya sampai hari ini tidak pernah tau kemana mereka akan bergerak dan seiring berjalannya waktu satu persatu akan menghilang tanpa kabar.


Kembali pada pembahasan, benerkah keberadaan Wakil Ketua II PMII Komunis hanya sebagai pekerja atau pelaksana berjalannya program program yang telah atau akan diadakan, tanpa pernah memikirkan proses anggota ataupun kader sebelum mencapai terminal tujuan?. Perhatikan, kedepan akan selalu ada kegiatan kegiatan seremonial yang bertepatan dengan peringatan peringatan hari besar atau hari hari lainnya. Poin penting yang akan ditangkap dan dihasilkan ialah eksistensi tanpa isi.


Apalagi berbicara perihal memicu sensitifitas agar peka pada isu isu sosial, sudahlah tidak usah jauh - jauh hari ini tidak ada satupun kader, baik dari waka II ataupun komisariat secara keseluruhan sebagai contoh yang membahas dengan jelas sampai pada telinga dan pemikiran anggota perihal independensi PMII, siapa yang kemudian tergerak dan reflek ketika logo PMII berada dalam jajaran banom NU secara struktural?. 


Deklarasi Murnajati di lawang kabupaten Malang gedung murnajati pada 14 Juli 1972 adalah sejarah kebesaran nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Ingat kata Fauzan Alfas, Mantan Ketua Umum PMII Cabang Kota Malang yang juga sejarawan PMII yang dulu menjelaskan, bahwa adanya deklarasi murnajati itu merupakan awal mula berkembangnya PMII sebagai sebuah organisasi, karena dengan independensi tersebut PMII dapat bekerjasama dengan siapapun dan juga dengan NU sendiri.

Jika kemudian ada yang berharap kader PMII unisma menjadi promotor dan the guardion of thefiucher Gerakan di Unisma dan kota malang, bagi saya semua itu hanya akan menjadi kata yang seolah keren didepan orang yang mendengarkan namun bernilai Nol besar untuk PMII Komunis itu sendiri.


*Sahabat Katanya, Kader PMII 2019 Komisariat Unisma

1 comment: