#RUANGOPINI
Oleh: Sahabati Widia
Perbedaan Agama? Apa sih perbedaan Agama itu? Toleransi? Apakah toleransi harus tetap ada? Itulah pertanyaan yang terkadang masih dipertanyakan oleh masyarakat sekitar yang kurang memahami akan adanya perbedaan di negara Indonesia ini. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari 1.340 suku, 7.241 karya budaya, 742 bahasa dan bermacam-macam agama yang menganut kepercayaan yang berbeda-beda, diantaranya: Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik, dan Khonghucu.
Seperti saat ini pada tanggal 12 Februari 2021 menjadi peringatan Tahun Baru Imlek yang merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa yakni orang yang beragama Budha dan Konghucu. Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan pesta rakyat orang Tionghoa yang sudah menjadi kebudayaan dalam kurun waktu setahun sekali.
Dengan adanya perbedaan yang ada di Indonesia kita harus selalu menjunjung tinggi nilai Tasamuh atau Toleransi kepada setiap perbedaan yang ada di sekitar kita dalam lingkungan masyarakat, negara dan bangsa. Tasamuh atau Toleransi merupakan sebuah pola sikap yang menghargai perbedaan, tidak memaksa kehendak serta dapat menghormati perbedaan, seperti halnya pada hari ini kita harus dapat menghargai dan menghormati orang Tionghoa yang sedang memperingati Tahun Baru Imlek dengan pesta kebudayaan yang sedang mereka lakukan.
Arah dari nilai toleransi ini adalah kesadaran akan keragaman, baik dalam beragama, budaya, keyakinan dan setiap dimensi kehidupan yang harusnya saling melengkapi. Sebagaimana konsep Binnneka Tunggal Ika (Berbeda-beda tapi tetap satu), yang dengan perbedaan kida mendapat rahmat, hidup kita lebih variatif.
Maka dari itu sikap toleransi harus selalu kita tetapkan dalam hati dan diri kita agar tetap bisa menghargai serta menghormati perbedaan yang ada dalam sekitar kita dalam hidup bermasyarakat agar kita dapat hidup dengan damai tanpa ada rasa perseteruan antar umat beragama, karna rasa nyaman akan hadir dalam diri kita jika kita dapat memahami dan menerima perbedaan yang ada agar menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Tidak penting apa pun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu” (Gus Dur). Begitulah Sahabat.
))* Sahabati Widia Tri Setiawati, Anggota Rayon Al Fanani 2020, Komisariat Universitas Islam Malang.

0 comments:
Post a Comment