#RUANGOPINI
Obral, Coblos Satu Dapat Dua: 95% Terwujudnya Prinsip Demokratis
Oleh: *Katanya
Saya menunggu beberapa waktu, menanti respon yang akan digaungkan saat penantang bersatu dalam kandang, ternyata sejauh ini ada dua jawaban, pertama tidak ada respon apa apa sebab antara mereka sudah saling deal sehingga tidak ada yang memprovokasi dan kedua ada tapi masyarakat sudah malas, bosan serta tidak percaya, sehingga beberapa respon yang ada hanya menjadi angin lalu.
Sempat beberapa kali meme melintas dengan slogan "coblos satu dapat dua" meme itu bukanlah candaan untuk ditertawakan, itu candaan serius, candaan yang akan menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi.
Flashback sebentar tentang demokrasi, demokrasi merupakan bentuk kekuatan yang digerakkan oleh rakyat, dalam teori Cyclus dari polybios kelahiran demokrasi adalah respon atas perkembangan tipologi kekuasaan dimana sebelumnya ialah Monarchi yaitu kekuasaan yang dipegang oleh seorang raja. Lalu Monarchi ini tidak dapat bertahan karena raja bertindak sewenang - wenang.
Lahirlah kekuasaan Tyrani, yang disingkirkan lagi oleh sekelompok bangsawan yang kemudian menciptakan kekuasaan Aristokrasi. Akhirnya Aristokrasi ini dianggap terlalu mementingkan kelompok bangsawan, sehingga munculah sekelompok orang untuk merebut kekuasaan demi kepentingan umum yaitu Oligharchi dan dalam perkembangannya Oligharchi diganti dengan kekuasaan demokrasi.
Lalu bagaimana seh, prinsip-prinsip demokrasi yang akan mewujudkan suatu sistem politik yang demokratis?. Begini, Henry Bertram Mayo dalam An Introduction to Democratic Theory (1960), mengungkapkan prinsip-prinsip demokrasi yang akan mewujudkan suatu sistem politik yang demokratis.
berikut adalah prinsip-prinsip demokrasi kata Henry:
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. Apakah ini sudah terwujud?, jelas iya, perselisihan antara dua kubu Jokowi - Kh. Ma'ruf dan Prabowo - Sandi selesai dengan damai setelah prabowo deal dalam kabinet.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah. Apakah ini sudah terwujud? jelas iya, lihat saja pergantian menteri, dimana Sandi sebagai cawapres yang kalah dalam pilpres 2019 diangkat menjadi menteri pengganti dengan damai.
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur. Apakah ini sudah terwujud? jawabannya terwujud hanya belom sempurna, terwujud dengan walikota baru dan belom sempurna sebab sedang menunggu menteri memiliki prestasi agar tidak hanya memiliki beban masa lalu saja.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. Apakah ini sudah terwujud? ya jelas, siapa yang tidak tahu kekerasan yang terjadi kepada Ratna Sarumpaet dengan gotong royong konferensi pers, Kerusuhan provokatif kemenangan pilpres hingga peluru semua dibayar tuntas dengan upah minimum.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman. Apakah ini sudah terwujud? ya terwujud, lihatlah aneka warna partai politik dalam koalisi, bukankah itu sudah melebih indahnya warna pelangi selepas hujan?.
6. Menjamin tegaknya keadilan. Apakah ini sudah terwujud? Ya terwujudlah, baru kemarin selepas Sandi mantan cawapres Prabowo juga diangkat sebagai menteri. Adil sudah, capres yang kalah menjadi menteri dan cawapres yang kalah menjadi pengganti menteri saat reshuffle.
Bagaimana? sudah sesuai dengan prinsip - prinsip demokrasi yang akan mewujudkan sistem politik demokratis bukan?.
Selain itu, kita juga perlu ingat salah satu pilar demokrasi ialah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara yiatu legislatif, eksekutif dan yudikatif. Pembagian tersebut diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances. Apalagi hari ini persentase yang tergabung dalam kabinet sudah cukup banyak, tentu mereka akan lebih paham untuk melakukan checks and balances.
Terakhir bagaimanapun hal ini terjadi, deal atau kebetulan tidaklah penting saat masing masing hati rakyat menerima atas sistem demokrasi dan pemilu yang dibangun ini. Berterima kasihlah atas pemikiranmu tentang persatuan itu penting, negara harus dibangun bersama sama, selamat atas makanan narasi persatuan yang sejatinya deal politik, katanya. Begitulah Sahabat.
))*Sahabat Pena, Katanya, Anggota Rayon Al Fanani 2019, Komisariat Unisma.

Ngeri ngeri
ReplyDeletesubhanallove
DeleteMantul bingit👍
ReplyDeleteBagus bat opininya
ReplyDeleteYa setidaknya kita pahamlah tentang sistem politik dinegara kita ini wkwkwkw