#RUANG OPINI
19 Juni 2023
MELEKLAAH PARA MAHASISWA
INDONESIA
Mahasiswa secara etimologi dapat dibagi kepada
dua kosa kata, yaitu maha yang
diartikan besar/tinggi dan siswa yang diartikan sebagai pelajar/orang yang
derajatnya lebih tinggi dari pelajar lain. Secara sederhana seseorang yang
dikatakan sebagai mahasiswa apabila dia melanjutkan pendidikan ke-keperguruan tinggi baik tingkat swasta maupun negeri.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah mahasiswa di Indonesia di awal
tahun 2023 mencapai 7,8 juta mahasiswa. Jumlah tersebut terdiri atas
sekitar 3,3 juta mahasiswa di universitas negeri dan 4,4 juta mahasiswa di
universitas swasta. Dari sekian banyaknya mahasiswa yang ada pada perguruan
tinggi tentunya memiliki peran serta tanggung jawab yang berbeda, peran dan
tanggung jawab tersebut tidak terlepas dari profesi atau jurusan yang ditempuh
oleh mahasiswa. Melihat bonus demografi dari mahasiswa yang begitu banyak serta
memiliki fokus dan lokus keilmuan yang berbeda sudah seharusnya menjadi
representasi dari nilai-nilai kejujuran,keadilan, dan nilai-nilai keilmuan yang
dimana akan menjadikannya sebagai agent of change yang membawa visi dan misi
perubahan secara induvidu maupaun kelompok untuk kearah yang lebih baik,
ilmu-ilmu yang didaptkan menjadi sangat penting ketika mampu di implementasikan dalam menjalani kehidupan
di masyarakat.
Menjadi seorang mahaiswa memiliki peran dan
tanggung jawab yang lebih besar, menjadi mahasiswa bukan hanya sekedar duduk
dibangku kuliah,masuk kuliah, absen lalu pulang. Namun lebih dari pada itu, sebagai mahasiswa dia
harus mampu berkontribusi aktif dalam kampus maupuan diluar kampus, karena ilmu
yang didapatkan pada saat dikampus (kelas) memiliki persentase 15 % dan selebihnya seorang
mahasiswa dituntut untuk menuntut ilmu diluar kampus (kelas), dalam hal tersebut dapat membantu terciptanya
tatanan kehidupan yang lebih baik bagi keperibadiannya, sebagai mahasiswa serta dalam tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara nantinya. Melihat penjelasan singkat diatas dapat disimpulkan
bahwa peran mahasiwa begitu besar dan urgent untuk masa depan, ditambah lagi
tuntutan-tuntutan yang diberikan oleh negara begitu
besar maka menjadi tanggung jawab moral bagi seorang mahasiswa.
Peran
dan tanggung jawab tersebut akan terlaksakan dengan baik apabila sorang mahasiswa
harus mengerti dan paham posisi nya sebagai seorang mahasiswa, dengan cara
meningkatkan kualitas pribadi memalui kegiatan membaca, belajar, berorganiasi
dan kegiatan bernuansa keilmuan yang lainnya, dengan hal tersebut tentunya akan
meberikan dampak yang positif serta dapat mengembangkan amanah atas pribadinya
sebagai mahasiswa, terus bagaimana dengan survei PISA yang dirilis oleh ( OECD
) tingkat literasi masyarakat di indonesia tergolong rendah, sedangkan menurut UNESCO menyebutkan minat
baca masyarakat indoensia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang
indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Dari kedua lembaga survei tersebut
membuktikan bahwa sangat rendahnya minat baca, namun apakah hasil survey
tersebut masuk dalam indikasi dari mahaswa, jika iya maka sangat disayangkan
sekali.
Bagaimana bisa jumlah
dari mahasiwa Indonesia
yang minim literasi dan bagaimana kelulusan nantinya dalam merespon aktivitas
setelah lulus. Maka dipastikan mahasiswa yang di agung-angungkan hanya menjadi
simbolis semata dan tidak ada bedanya dengan siswa/siswi dibawahnya.
Sedangkan melihat pernyataan dari mentri
pendidikian menjelaskan bahwa “ kita memasuki era dimana gelar tidak
menjamin kompetensi, lulusan tidak menjamin kesiapan bekerja dan berkarya,
akreditasi tidak menjamin mutu, masuk kelas tidak menjamin belajar “ (Nadiem Markarim). Tentunya dari pernyataan
tersebut menjadi bukti bahwa persaingan dunia kerja, kulitas dan kuantitas,
soft skil dan hard skill lebih diprioritaskan. Namun bagaimana dengan skema
orang dalam? sudah kita tinggalkan,karena tidak penting buat kita yang waras,
yang terpenting di tekankan pada penulis kali ini adalah bagaimana menjadi mahasiswa yang paham, mengerti, akan jati dirinya sebagai seorang mahasiswa, sehingga
dapat meningkatkan pribadinya untuk terus produktif serta dapat meningkatkan kapabilitas dan elektabilitas sebagai seorang
mahasiwa guna menjawab tantangan serta perubahan zaman, dan tentunya menjadi pemimpin masa depan yang sebagaiam
mestinya . maka untuk mengakhiri tulisan ini ada satu qouts yang dikutip oleh
penulis sebagai akhir dari tulisan ini, “ Ijasah hanya menjamin seseorang pernah kuliah tetapi tidak menjamin
seseorang pernah berfikir “ ( Rocky Gerung ).
“Paksakan
ego mu menjadi ego intelektual dan hilangkan rasa malas mu sebagai kekuatan
dalam belajar”.

0 comments:
Post a Comment