#RUANGOPINI
Kuantitas Institusi
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata mahasiswa? Seorang terpelajar yang mempunyai banyak gagasan untuk membawa perubahan? Atau seorang aktivis yang sibuk demonstrasi? Pada kenyataannya, saat ini mahasiswa hanya sebatas kuantitas untuk menujukkan nama sebuah institusi.
Bagaimana tidak? Terhitung semenjak pandemi yang menyebabkan kita mau tidak mau di rumahkan, membatasi pergerakan yang membuat kita tanpa sadar telah melupakan jati diri. Sadar atau tidak, kita mengeluarkan sejumlah materi hanya untuk pembelajaran yang bahkan cuma menjadi angin lalu. Dilimpahkan segudang tugas, dipaksa untuk mampu di segala keadaan, tapi tidak diberi kebijakan. Pernahkah terpikirkan sekarang, kita tak ada bedanya dengan komputer yang berjalan di atas perintah pemrograman? Otak diperas! Kantong dikuras! Masa depan jadi imbas!
Lantas, apa yang dilakukan wahai Tuan yang memiliki kekuasaan? Tak adakah kebijakan untuk mengubah sudut pandang kami? Bukankah tidak etis jika pemikiran-pemikiran negatif terus menyambangi pada hal yang seharusnya dibanggakan? Tidak terpikirkankah wahai Tuan akan kelanjutan masa depan negara jika agen pembawa perubahan seakan dimusnahkan secara perlahan?
Kami tidak berasal dari orang tua yang memiliki segudang emas, hingga harus mengocek kantong pada materi yang bahkan hanya tersimpan pada internal ponsel. Kami bukan pelajar yang harus membaca seluruh tumpukan kata agar tersusun rapi dalam memori, kami adalah kunci utama bagaimana negara di masa yang akan datang.
Lantas, bagaimana cara Tuan memastikan senjata yang kami bawa mampu digunakan untuk melawan kejamnya dunia nyata? Jika yang kami dapatkan dari hasil menuai keringat orang tua hanya serupa deretan baris dalam power point?
Wahai Tuan, tak bisakah memikirkan ini sekali lagi? Kita mahasiswa adalah kualitas negara, bukan kuantitas institusi!
))* Sahabati Dhea Nanda S, Kader Rayon Al Fanani 2019 Komisariat Universitas Islam Malang

0 comments:
Post a Comment