#RUANGCERITA
Fajar Indah Tertutup Awan Mendung
Oleh: Sahabat Katanya*
Shubuh menjelang pagi, badan badan telah terbangun tergerak mencari air untuk mencerahkan wajah dihadapan Tuhan. Suara kokok ayam masih sama “kuk kuruyyuk” sama dengan kondisi negeri Andasia, virus copid yang belum juga terselesaikan dan langkah sang raja yang sebenernya mengecewakan dalam kebijakan yaitu kembali pada masa lalu dengan cerita cerita yang telah jelas gagal.
“Nak” panggil sang bunda memecahkan keheningan fajar
“kamu sekarang ke pasar beli ikan buat sarapan” ucap sang bunda
“Siap Bunda laksanakan” jawab david sembari melangkahkan kakinya pergi
“ngeng, tek” terparkirlah sepeda motor david diantara puluhan kendaraan yang berbaris, mata david melihat banyak orang yang berlalu lalang, ada tangan dengan tas dan sayurnya, ada tangan dengan anak anaknya, hal itu biasa dalam dunia perpasaran hanya saja yang tidak biasa hari ini di masa pandemi copid orang orang tidak lagi merata menggunakan masker 5000 an untuk memerangi virus copid mematikan. Jika hal ini dilihat oleh kacamata perkotaan, namun di mata david anak desa yang sedang bertugas negara dari bundanya hal ini biasa, masyarakat desa david hanya tergerak satu bulan akibat kekagetan berita yang tersebar selapsanya usai sudah cerita copid dalam pikiran mereka. Ikan ikan ternyata telah didapat david kembali menuju sepeda untuk pulang.
“Bundaaa” teriak david dengan kesadaran bundanya tak akan menyapa balik, langkah kaki david seperti biasa langsung menuju dapur, tampak bundanya sedang mencuci alat alat makan yang akhirnya digantikan oleh david, ikanpun diterima dan sang bunda meracik menu masakan hari ini.
“oh ya, sekarang kan kuliah” otak david teringat, dibasuhlah kedua tangannya dan segara mengambil handphone terlebih dahulu. David kembali lagi ke dapur melanjutkan tugas negaranya dengan handphone yang berbicara sendiri tanda bahwa perkuliahan sedang berjalan.
“vid david, tuh hp berisik, matikan saja” ucap bunda disebalah
“ini david lagi kuliah bu” jawab david
“enak ya kuliah sambil cuci piring” balas bunda tersenyum dan david hanya tersenyum
“Kapan vid kuliah mu seperti biasa?” bunda kembali membuka pembicaraan
“entahlah bunda, david juga tidak paham kemarin kan abang Makarim menteri pendidikan Andasia sudah memaparkan bahwa tahun ini bagaimana daerah mengambil keputusan, jadi kalo belom juga kuliah seperti biasanya berarti kepala daerah dan semacamnya memiliki pandangan bahwa daerah ataupun wilayah yang dipimpin meraka belum siap melakukan hal tersebut bunda” balas david menjelaskan
“vid david” sahut ayah menyambung
“tuh kamu dipanggil di hp nya” lanjutnya
“oh ya, lupa. Terima kasih ayah terbaik” david lalu mengambil hp nya dan meng-on-kan kameranya untuk memperlihatkan wajah bahwa ia mengikuti perkuliahan hari ini.
David lalu kembali berada diantara ayah yang sedang melihat dan bunda yang sedang memasak, “loh sudah?” Tanya ayah
“sudahlah yah, jangan lama lama, hehe” balas david tersenyum
“dari biaya kuliah yang kamu bayar, cuma buat begitu saja?, menghabiskan kouta dan tidak mendapatkan apa apa, gtu ?” ayah kembali bertanya dengan menatap
“oh, jangan salah ayah, kuliah online ini sangat efektif, masing – masing mahasiswa mendapat tugas dengan tema yang sama tetapi dengan syarat tidak boleh ada isi yang sama, jadi disini mahasiswa akan jauh lebih aktif untuk mandiri dalam mencari ilmu pengetahuan” jelas david mengalahkan persentator perkuliahan tadi dengan tangannya yang berputar – putar
“ah si david mah sudah cerdas, bilang aja dosennya suka ngasi tugas dan david males, masih thawaf keliling pulau dulu” sambung bunda tersenyum yang disahut tawa ayah dan david
“sudah – sudah ayo sarapan” tutup bunda mengakhiri.
))* Sahabat Katanya, Anggota Rayon Al Fanani 2019, Komisariat Universitas Islam Malang.

0 comments:
Post a Comment