Thursday, January 21, 2021

#RUANGOPINI

Introspeksi Diri Sebagai Kader Organisasi

Oleh: Sahabat Iman*

Assalamualaikum, bagaimana kabarnya kalian sahabat/iku apakah masih dalam keadaan menegakkan kepala dan membuka mata untuk memikirkan hal-hal yang ada disekitar kalian?, semoga demikian adanya dimanapun kalian berada sahabat/iku.

Ada beberapa hal yang akan kusuguhkan untuk pembaca sekalian. Hal-hal yang aku pikirkan dan aku simpan dikepala dan dilubuk hati yang paling dalam, janganlah tersinggung dengan kalimat sang penulis yang masih jauh dari kata baik dan bijak  sehingga kata-katanya tidak semuanya bisa membuat orang senang dan bahagia namun bisa jadi membuat si pembacanya jengkel dan sakit hati.

Dalam sebuah kehidupan, kita tidak akan bisa lepas dari kegiatan sosial demi untuk mencapai dan mempermudah hal-hal yang kita inginkan,  salah satu contoh dalam beroganisasi hal pertama yang harus kita sadari dan kita selalu inget bahwa dalam sebuah perkumpulan akan banyak ke anekaraman dari sifat,krakter dan tujuan dari masing-masing orang, hal ini yang kemudian akan mendorong kita menjadi kader yang kaya akan pengetahuan,menjadi  kader sejati dan bermanfaat bagi orang sekitar.

Maka tidak bisa dipungkiri ketika kita membangun sebuah organisasi disana ada visi misi, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga(AD/ART). Dari situlah setiap anggota organiasi wajib dan patuh terhadap hal-hal yang menjadi tujuan dan aturan bersama. Jangan kemudian keluar dan meyalahi koredor dari apa yang harus kita lakukan dan kita tinggalkan. Karena dalam sebuah organisasi tidak akan dikenal dengan tujuan pribadi namun tujuan kelompok dan demi kepentingan bersama.

Namun hal-hal sepeti itu sering kita lupakan, semuanya berhasrat untuk mencapai tujuan pribadinya, ia rela meskipun diasingkan oleh orang sekitarnya dan bahkan ia rela keluar dari kelompoknya. Maka orang-orang seperti itu hanya menjadi benalu dan sampahnya organiasi, karena hal itu bukan hanya dapat merugikan dirinya sendiri namun juga dapat merugikan orang-orang disekitarnya khususnya citra baik dari suatu organiasi, dan kader-kader yang demikian banyak kita jumpai.

Selanjutnya kader-kader yang menganggap bahwa dirinya tidak dapat menemukan sesesuatu atau hal-hal yang ingin dia dapat dalam organisasi atau menggap dirinya diasingkan atau tidak berpengaruh dalam sebuah organisasi tersebut. Tentu hal itu hanya dilakukan oleh kader-kader yang bermental lembek jauh dari kata kader yg sejati dan bermental baja, hal ini banyak sekali kita temukan  melebihi tipe kader yang pertama hal ini terjadi karena niat dan tujuan mereka kurang tepat dan tidak diperbaiki seiring berjalannya waktu, sehingga kemudian laksana kapas yang ditiup oleh angin sehingga bertebangan, jauh dari pandangan mata, dan lenyap tanpa kabar layaknya mantan yang hanya meninggalkan kenangan.

Yang terakhir adalah kader yang berusaha selalu ada ketika dibutuhkan dan tidak merasa kecewa ketika diasingkan, tak pernah merasa dihianati, tetap menjalani prosesnya, karena dalam benaknya dia memahami bahwa dalam suatu rganisasi udah biasa akan dihadapkan dengan suatu permasalahan, memahami bahwa dalam diri manusia mempunyai pikiran, sifat ,krakter yang berbeda sehingga ia akan mahir pengatahuan dalam menanggapi suatu persoalan dan menentukan suatu keputusan ketika berhadapan dengan macam-macam orang , yang penting tidak melenceng dari apa yang telah menjadi cita-cita dari sebuah organisasi. Dan kader yang punya pikiran demikian jarang sekali kita jumpai ketimbang dua tipe kader yg telah diulaskan.

Maka hal ini perlu kita fikirkan bersama, perlu kita renungkan bersama agar kemuadian kita dapet mencetak kader-kader yg sejati dan bermental baja menyuarakan yang hak dan membungkam yang batil itulah yang menjadi tujuan founding father bangsa ini. Agar dimasa depan bisa diandalkan  untuk menjalankan roda-roda pemerintahan atau menjadi pengawal pemerintah untuk bisa tercapainya good governance yang kita mimpikan bersama. Salam mahasiswa.


))* Ketua Rayon Al Fanani 2020 - 2021, Komisariat Universitas Islam Malang

0 comments:

Post a Comment